KHUTBAH JUM'AT TENTANG KEUTAMAAN SHADAQAH DAN INFAQ
الحمدلله - الحمدلله الذي ارسل رسوله بالحق بشير ونذيرا انعمناوهدانا الى دين الاسلام اشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له امرنا بالخيروالاحسان واشهد ان سيدنا محمداعبده ورسوله المبعوث بالحخة البالغةوحسن البيان اللهم صل وسلم على النبي الكريم محمدصادق الوعدالامين وعلى اله وصحبه اجمعين٫اما بعد فيا ايهاالمؤمنون اتقواالله حق تقاته ولاتموتن الاوانتم مسلمون٠
Marilah kesempatan yang sangat baik ini kita pergunakan sebaik-baiknya untuk menambah taqwa kita kepada allah . taqwa dalam arti menjalankan segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya. juga taqwa menanamkan sifat disiplini dalam melaksanakan kewajiban selaku hamba allah yang baik.
Ma'aasyiral muslimin rahima kumullah
Untuk membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan keutamaan shadaqah dan infaq, sebagai landasan nya, marilah kita dengarkan firman Allah swt. dalam surat Al-baqarah 254:
Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَا عَةٌ ۗ وَا لْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
yaaa ayyuhallaziina aamanuuu anfiquu mimmaa rozaqnaakum ming qobli ay ya`tiya yaumul laa bai'un fiihi wa laa khullatuw wa laa syafaa'ah, wal-kaafiruuna humuzh-zhoolimuun
"Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 254)
Banyak ayat Al-Qur'an yang mengandung perintah, Agar sebahagian daripada karunia yang dinikmati orang yang marasa dirinya sebagai muslim, Dinafkahkan untuk kepentingan-kepentingan yang tertentu, Seperti membangun masjid dan mushola, Membangun sekolah tahfizd dan lain-lain. Selain ayat tersebut di atas, Allah swt . Juga berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 195:
Allah SWT berfirman:
وَاَ نْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَ يْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَ حْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
wa anfiquu fii sabiilillaahi wa laa tulquu bi`aidiikum ilat-tahlukati wa ahsinuu, innalloha yuhibbul-muhsiniin
"Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 195)
Ma'aasyiral muslimin rahima kumullah!
Orang-orang yang berinfaq hendaklah jangan salah pengertian bahwa harta benda yang sudah dikeluarkan itu akan hilang begitu saja. Harta benda yang sudah diinfaqkan itu akan menjadi tabungan kita yang nantinya akan dirasakan dalam kehidupan akhirat. Tabungan itu akan berlimpat ganda, Sebagaimana janji Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 261:
Allah SWT berfirman:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَا لَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَا بِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَا للّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ
masalullaziina yunfiquuna amwaalahum fii sabiilillaahi kamasali habbatin ambatat sab'a sanaabila fii kulli sumbulatim mi`atu habbah, wallohu yudhoo'ifu limay yasyaaa`, wallohu waasi'un 'aliim
"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 261)
Menurut syariat agama islam, Segala sesuatu yang ada diatas alam semesta ini dan seisinya, Termasuk kekayaan seseorang dan harta bendanya adalah milik Allah. Adapun manusia hanyalah sekedar pengelola, mengatur, mempergunakan dan memanfaatkan nya. Sebagaimana didalam Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 17:
Allah SWT berfirman:
لَـقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَا لُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗ قُلْ فَمَنْ يَّمْلِكُ مِنَ اللّٰهِ شَيْئًـــا اِنْ اَرَا دَ اَنْ يُّهْلِكَ الْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَاُ مَّهٗ وَمَنْ فِى الْاَ رْضِ جَمِيْعًا ۗ وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۗ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
laqod kafarollaziina qooluuu innalloha huwal-masiihubnu maryam, qul fa may yamliku minallohi syai`an in arooda ay yuhlikal-masiihabna maryama wa ummahuu wa man fil-ardhi jamii'aa, wa lillaahi mulkus-samaawaati wal-ardhi wa maa bainahumaa, yakhluqu maa yasyaaa`, wallohu 'alaa kulli syai`ing qodiir
"Sungguh, telah kafir orang yang berkata, Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam. Katakanlah (Muhammad), Siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam beserta ibunya dan seluruh (manusia) yang berada di bumi? Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang Dia Kehendaki. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 17)
Sekarang jelaslah , bahwa harta benda itu kepunyaan Allah swt, Sedangkan manusia hanyalah diberi wewenang untuk mengelola, mengatur dan mempergunakan harta itu sebaik-baiknya, Oleh karenanya, jauh-jauh Allah sudah memperingatkan kita agar kita senantiasa berinfaq dengan cara yang baik , Tanpa harapan sesuatu, Hanya mengharap ridho Allah semata, Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 267:
Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّاۤ اَخْرَجْنَا لَـكُمْ مِّنَ الْاَ رْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰ خِذِيْهِ اِلَّاۤ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَا عْلَمُوْۤا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
yaaa ayyuhallaziina aamanuuu anfiquu min thoyyibaati maa kasabtum wa mimmaaa akhrojnaa lakum minal-ardh, wa laa tayammamul-khobiisa min-hu tunfiquuna wa lastum bi`aakhiziihi illaaa an tughmidhuu fiih, wa'lamuuu annalloha ghoniyyun hamiid
"Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya, melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 267)
Itulah infaq dengan cara yang baik, Dalam arti kita dilarang memberikan yang jelek, Yang kita sendiri tidak senang melihatnya. Sehingga infaq itu diambil dari harta yang baik dengan cara yang baik dan untuk yang baik
Demikianlah khutbah singkat pada hari ini, Semoga ada manfaatnya bagi saya dan bagi jamaah jum'at semuanya.
بارك الله لى ولكم فى القر ان العظيم. ونفعنى واياكم بمافيه من الايات والذكرالحكيم. وتقبل منى ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم
Post a Comment for "KHUTBAH JUM'AT TENTANG KEUTAMAAN SHADAQAH DAN INFAQ"